JARINGAN
TELEPON
Jaringan telepon di Indonesia pada dasarnya dapat dibagi
menjadi dua bagian, yaitu jaringan tetap dan jaringan bergerak. Jaringan tetap dapat dinikmati
melalui telepon rumah atau kantor yang
biasanya menggunakan kabel. Jaringan tetap di Indonesia meliputi jaringan telepon
lokal, SLI, SLJJ, dan tertutup. Sedangkan jaringan bergerak meliputi satelit, telepon seluler, dan radio trunking. Kedua jaringan
ini yang dipergunakan di seluruh dunia untuk membantu proses komunikasi.
A. Jaringan
Telepon Tetap
Jaringan
telepon secara tradisional dibangun sebagai sistem yang berbentuk hirarki.
Pelanggan dihubungkan ke suatu switch atau sentral lokal. Bagian dari
jaringanini disebut disebut jaringan akses. Switch pelanggan dihubungkan ke
suatu sentral local utama yang kemudian dihubungkan dengan sentral transit.
Sentral transit umumnya dihubungkan dengan struktur mesh. Koneksi ini antar
sentral transit disebut jaringan transit hirarki. Kemudian ada hubungan
antara dua sentral lokal yang berasaldari sentral transit yang berbeda.
Struktur
Jaringan Kabel Lokal
Struktur jaringan kabel lokal
dimulai dari Rangka Pembagi Utama (RPU) hingga pesawat telepon pelanggan.
1. Rangka Pembagi Utama (RPU)/ Main Distribution Frame (MDF)
2. Kabel Primer
3. Rumah Kabel (RK)
4. Kabel Sekunder
5. Kotak Pembagi (KP) / Distribution
Point (DP)
6. Saluran Penaggal (Salpa)
7. Kotak Terminal Batas (KTB)
8. Kabel Rumah
9. Soket/Roset
10. Pesawat Telepon
Untuk penjelasannya bisa dibaca di
bawah ini.
1. Rangka Pembagi Utama (RPU)/Main
Distribution Frame (MDF)
RPU berbentuk blok-blok terminal
yang terdapat dalam gedung STO (Sentral TeleponOtomat) atau Sentral Lokal. RPU/MDF biasanya terletak di bawah
ruang sentral telepon untuk gedung STO bertingkat. Sedangkan, untuk gedung STO
tidak bertingkat, MDF diletakkan di samping ruang sentral telepon. Di bawah MDF
terdapat ruang bawha tanah yang dipasang rangka besi (Cable Chamber) untuk
menenmpatkan kabel-kabel primer dari luar gedung sebelum didistribusikan ke
MDF.
Fungsi MDF :
a. Tempat Penyambungan Kabel Primer
dengan Kabel Sentral
b. Tempat Pengetesan
c. Fleksibelitas Saluran, artinya
dapat ditukarpasangkan kabel sentral dengan kabel primer dengan menggunakan
kabel jumper wire.
d. Tempat meletakkan pengaman
jaringan.
Bentuk MDF :
Berupa kerangka besi untuk
menempatkan blok-blok terminal horizontal dan vertikal.Blok terminal vertikal terletak di sisi pelanggan pada rangka
MDF dan berfungsi sebagai tempat diterminasikannya kabel primer. Blok terminal
vertikal yang ada biasanya memiliki kapasitas 25 pasang urat kabel, 50 pasang
urat kabel dan 100 pasang urat kabel. Sementara Blok terminal horizontal terletak pada sisi sentral di rangka
MDF dan berfungsi sebagai tempat diterminasikannya kabel dari sentral (kabel
sentral). Blok terminal vertikal dan blok terminal horizontal dihubungkan
dengan dengan menggunakan kabel jumper wire, yaitu kabel tembaga polietelin.
Berikut contoh pemasangan jumper
wire pada MDF :
2. Rumah Kabel (RK)
Rumah Kabel atau RK merupakan sebuah
terminal untuk tempat terminasi kabel primer dan sekunder. Biasanya bentruknya
berupa kotak tertutup berwarna abu-abu yang terletak dipinggir jalan. Di bagian
pintu depan terdapat kode untuk RK tersebut. Pengkodeannya adalah dimulai
dengan kode R*** STO ***. Kode R dan STO adalah kode untuk RK
pada wilayah tertentu di STO tertentu.
Fungsi RK :
a.
Tempat membagi kabel primer menjadi beberapa
kabel sekunder. Misalnya kabel primer memiliki kapasitas 1000 pair kabel, maka
akan dibagi ke 5 wilayah sekunder, sehingga setiap kabel sekunder akan memiliki
kapasitas 200 pair.
b.
Titik sambung antara kabel primer
dengan kabel sekunder
c.
Tempat pengetesan saat melokalisir
gangguan
d.
Tempat mentanahkan lapisan pelindung
elektris, yaitu aluminium
foil pada kabel.
e.
Fleksibelitas saluran, artinya
setiap pasanga urat kabel primer dapat ditukarpasangkan dengan kabel sekunder.
Bahan RK :
Besi atau fiberglass dengan
bentuknya bulat lonjong atau kotak persegi dan berwarna abu-abu
Kapasitas RK :
RK kapasitas 800 pair, 1600 pair dan
2400 pair, dimana setiap pair akan mencatu satu pelanggan. RK kapasitas 2400
pair artinya jumlah pasang primer dan sekunder yang dapat diterminasikan adalah
2400 pair/pasang.
3. Kotak Pembagi (KP)
KP adalah terminal kabel tempat
penyambungan kabel sekunder dengan slauran penanggal. KP biasanya terletak di
atas tiang, namun ada juga beberapa KP yang terletak di dinding dan bawah tanah.
Fungsi KP :
a. Tempat penyambungan kabel
sekunder dengan slauran penanggal
b. Tempat pengetesan atau
melokalisir gangguan
c. Tempat mutasi jaringan yang
menuju rumah pelanggan
d. Fleksibelitas saluran, artinya
setiap pasang urat kabel sekunder bisa ditukarpasangkan dengan setiap pasang
saluran penaggal.
Jenis KP :
a. KP Tiang
b. KP Dinding
·
Dipasang pada dinding sebelah luar
untuk mencatu pertokoan/ruko yang letaknya berdampingan
·
Gedung bertingkat (HRB/Hight Rise
Building) biasanya digunakan mini RPU. Kabel untuk emnghubungkan RPU sdengan
mini RPU afdalah kabel catu langsung.
·
Kompleks industri dan pertokoan
dipasang pada dinsing sebelah dalam
·
Kapasitas sampai dengan 400 pair.
c. KP Bawah Tanah (SPBT/ Saluran
Penaggal Bawah Tanah)
Kapasitas KP adalah 10 atau 20 pasang.
4. Kotak Terminal Batas (KTB)
KTB merupakan kotak terminal yang
berada pada rumah atau biasanya di dinding rumah. KTB yang biasanya dipasang
adalah berbentuk kotak berwarna abu-abu di temepl di dinding sebagai lanjutan
terminasi dari KP.
Fungsi KTB :
a.
Tempat terminasi saluran penanggal
dengan kabel rumah
b.
Batas tanggung jawab PT. Telkom dan
tanggung jawab pelanggan. Jadi, segala kerusakkan yang terjadi hingga KTB
merupakan tanggung jawab PT. Telkom dan tanggung jawab dari KTB hingga pesawat
telepon adalah tanggung jawab pelanggan. Dalam hal ini kabel rumah juga
merupakan tanggung jawab pelanggan dan PT. Telkom hanya melakukan pemeliharaan
rutin hingga KP.
c.
Fleksibelitas saluran dan bisa
dimodifikasi menjadi sistem PABX.
d.
Mempermudah melokalisir gangguan di
sisi rumah pelanggan
5. Soket/Roset
Soket/roset merupakn sebuah terminal
1 pair to 1 pair (pada umumnya), namun ada juga yang 1 pair to beberapa pair, dimana
kabel rumah tersebut akan diterminasi di roset dan setelah itu akan dihubungkan
ke pesawat telepon. Beginilah bentuk dari roset itu :
6. Kabel Primer
Kabel primer adalah akbel yang
menghubungkan RPU dengan RK pada jaringan catu tidak langsung atau RPU dengan
mini RPU pada jaringan catu langsung.
Kapasitas kabel primer yang
digunakan pada awalnya mulai dari 100 pair hingga 2400 pair (foam skin), namun
saat ini kabel primer kapasitas 100 pair sudah tidak digunakan lagi. Jadi
kapasitas kabel primer yang digunakan saat ini adalah mulai dari 400 pair
hingga 2400 pair (foam skin).
Pemasangan kabel primer ada 2, yaitu
:
1. Sistem tanam langsung
2. Melalui polongan pipa PVC yang
dicor beton atau yang sering disebut dengan sistem Duct.
7. Kabel Sekunder
Kabel sekunder merupakan kabel yang
menghubungkan antara RK dan KP. Kapasitasnya adalah 10 pair hingga 200 pair
urat kabel. Diameter urat kabel yang digunakan adalah mulai dari 0.4 mm, 0.6 mm
dan 0.8 mm. Namun, saat ini untuk urat berdiameter 0.4 mm sudah tidak digunakan
lagi karena saat ini diperlukan urat kabel yang bisa voice dan data. Untuk urat
kabel berdiameter 0.4 mm biasanya dikhususkan untuk aplikasi voice, sedangkan
urat berdiameter 0.6 mm dapat digunakan untuk aplikasi voice dan data.
Kabel sekunder yang digunakan adalah
kabel multi pair, dimana kabel multi pair ini terdapat dua jenis, yaitu kabel
multi pair tanah dan kabel multi pair udara. Pemasangan kabel sekundernya ada 2
cara, yaitu dengan sistem tanam langsung dan sistem di atas tanah (kabel
udara).
8. Kabel Saluran Penanggal
Kabel saluran penanggal berfungsi
menghubungkan KP dengan KTB. Kabel yang digunakan adalah kabel DW (Drop Wire).
Jarak kabel Drop Wire terjauh adalah 250 meter.
Ada 2 jenis DW, yaitu :
1. DW dengan penguat
2. DW tanpa penguat
Cara Kerja Jaringan Telepon Kabel
- Suara dari pengirim diterima oleh alat yang disebut microphone.
- Microphone mengubah gelombang suara menjadi sinyal listrik kemudian disalurkan oleh perangkat telepon.
- Sinyal tersebut disalurkan melalui kabel ke pusat telekomomunikasi.
- Dari pusat telekomunikasi, sinyal tersebut diteruskan kepada penerima.
- Setelah sampai ke penerime, maka sinyal tersebut diubah lagi menjadi gelombang suara oleh alat yang disebut speaker.
B. Jaringan
Telepon Selular
Telepon
selular (ponsel)
atau telepon genggam (telgam)
atau handphone (HP) atau disebut pula
adalah perangkat telekomunikasi
elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon
konvensional saluran tetap, namun dapat dibawa ke mana-mana (portabel, mobile) dan tidak perlu
disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel
(nirkabel; wireless).
Saat ini Indonesia mempunyai dua jaringan telepon nirkabel yaitu sistem GSM
(Global System for Mobile
Telecommunications) dan sistem CDMA
(Code Division Multiple
Access).
Cara Kerja Jaringan Telepon Seluler
Telepon seluler menggunakan sistem
wireless. pengirim dan penerima harus tetap tercakup BTS (Base Transceiver
Station ). BTS adalah peralatan yang memfasilitasi komunikasi secara wireless
antara pengguna telepon seluler. Cara kerja telepon seluler (wireless) antara
lain :
- Suara dari pengirim diterima oleh alat yang disebut microphone.
- Microphone mengubah gelombang suara menjadi sinyal listrik dan kemudian dipancarkan oleh pnsel ke BTS terdekat.
- Sinyal tersebut diterima oleh BTS dan sinyaL tersebut diteruskan ke pusat telekomunikasi.
- Dari pusat telekomunikasi sinyal diteruskan kepada BTS terdekat kemudian diteruskan ke si penerima.
- Setelah sampai kepada penerima , maka sinyal tersebut diubah lagi menjadi gelombang suara oleh alat yang disebut speaker
Jaringan Seluler dari Generasi ke Generasi
Generasi 0
Sejarah penemuan telepon seluler tidak lepas dari perkembangan radio. Awal penemuan
telepon seluler dimulai pada tahun 1921 ketika Departemen Kepolisian Detroit
Michigan mencoba menggunakan telepon mobil satu arah. Kemudian, pada tahun 1928
Kepolisian Detroit mulai menggunakan radio komunikasi satu arah regular pada
semua mobil patroli dengan frekuensi 2 MHz. pada perkembangan selanjutnya, radio komunikasi
berkembang menjadi dua arah dengan ‘’frequency modulated ‘’(FM).
Tahun 1940, Galvin Manufactory Corporation (sekarang
Motorola)mengembangkan portable Handie-talkie SCR536, yang berarti sebuah alat
komunikasi di medan perang saat perang dunia II. Masa ini merupakan generasi 0
telepon seluler atau 0-G, dimana telepon seluler mulai diperkenalkan.
Setelah mengeluarkan SCR536,kemudian pada tahun 1943 Galvin
Manufactory Corporation mengeluarkan kembali partable FM radio dua arah pertama
yang diberi nama SCR300 dengan model backpack untuk tentara U.S. Alat ini
memiliki berat sekitar 35 pon dan dapat bekerja secara efektif dalam jarak
operasi 10 sampai 20 mil.
Sistem telepon seluler 0-G masih menggunakan sebuah sistem radio VHF untuk
menghubungkan telepon secara langsung pada PSTN landline.
Kelemahan sistem ini adalah masalah pada jaringan kongesti yang kemudian
memunculkan usaha-usaha untuk mengganti sistem ini.
Generasi 0 diakhiri dengan penemuan konsep modern oleh
insinyur-insinyur dari Bell Labs pada tahun 1947. Mereka menemukan konsep
penggunaan telepon hexagonal sebagai dasar telepon seluler. Namun, konsep ini
baru dikembangkan pada 1960-an.
Generasi I
Telepon genggam generasi 1G
Telepon genggam generasi pertama disebut juga 1G. 1-G merupakan
telepon genggam pertama yang sebenarnya. Tahun 1973, Martin Cooper dari
Motorola Corp menemukan telepon seluler pertama dan diperkenalkan kepada public
pada 3 April 1973. Telepon seluler yang ditemukan oleh Cooper memiliki berat 30
ons atau sekitar 800 gram. Penemuan inilah yang telah mengubah dunia selamanya.
Teknologi yang digunakan 1-G masih bersifat analog dan dikenal dengan istilah
AMPS. AMPS menggunakan frekuensi antara 825 Mhz-
894 Mhz dan dioperasikan pada Band 800 Mhz. Karena bersifat analog, maka sistem yang digunakan masih
bersifat regional. Salah satu kekurangan generasi 1-G adalah karena ukurannya
yang terlalu besar untuk dipegang oleh tangan. Ukuran yang besar ini
dikarenakan keperluan tenaga dan performa baterai yang kurang baik. Selain itu
generasi 1-G masih memiliki masalah dengan mobilitas pengguna. Pada saat
melakukan panggilan, mobilitas pengguna terbatas pada jangkauan area telpon
genggam.
Generasi II
Telepon genggam tahun 1996
Generasi kedua atau 2-G muncul pada sekitar tahun 1990-an. 2G di
Amerika sudah menggunakan teknologi CDMA, sedangkan di Eropa menggunakan teknologi GSM. GSM
menggunakan frekuensi standar 900 Mhz dan frekuensi 1800 Mhz.
Dengan frekuensi tersebut, GSM memiliki kapasitas pelanggan yang lebih besar.
Pada generasi 2G sinyal analog sudah
diganti dengan sinyal digital. Penggunaan sinyal digital memperlengkapi
telepon genggam dengan pesan suara, panggilan tunggu, dan SMS. Telepon seluler pada generasi ini juga memiliki ukuran yang
lebih kecil dan lebih ringan karena penggunaan teknologi chip digital. Ukuran yang
lebih kecil juga dikarenakan kebutuhan tenaga baterai yang lebih
kecil. Keunggulan dari generasi 2G adalah ukuran dan berat yang lebih kecil serta sinyal radio yang
lebih rendah, sehingga mengurangi efek radiasi yang membayakan
pengguna.
Generasi III
Ponsel 3-G
Generasi ini disebut juga 3G yang memungkinkan operator jaringan untuk memberi pengguna mereka
jangkauan yang lebih luas, termasuk internet sebaik video call berteknologi
tinggi. Dalam 3G terdapat 3 standar untuk dunia telekomunikasi yaitu Enhance
Datarates for GSM Evolution (EDGE), Wideband-CDMA, dan CDMA 2000. Kelemahan dari generasi 3G ini adalah biaya yang relatif
lebih tinggi, dan kurangnya cakupan jaringan karena masih barunya teknologi
ini. Tapi yang menarik pada generasi ini adalah mulai dimasukkannya sistem
operasi pada ponsel sehingga membuat fitur ponsel semakin lengkap bahkan
mendekati fungsi PC. Sistem operasi yang digunakan antara lain Symbian, Android dan Windows Mobile
Generasi IV
Generasi ini disebut juga Fourth
Generation (4G). 4G merupakan sistem ponsel yang menawarkan
pendekatan baru dan solusi infrastruktur yang mengintegrasikan teknologi
nirkabel yang telah ada termasuk wireless
broadband (WiBro), 802.16e, CDMA, wireless LAN, Bluetooth, dan lain-lain.
Sistem 4G berdasarkan
heterogenitas jaringan IP yang memungkinkan pengguna untuk menggunakan beragam
sistem kapan saja dan di mana saja. 4G juga memberikan penggunanya kecepatan
tinggi, volume tinggi, kualitas baik, jangkauan global, dan fleksibilitas untuk
menjelajahi berbagai teknologi berbeda. Terakhir, 4G memberikan pelayanan
pengiriman data cepat untuk mengakomodasi berbagai aplikasi multimedia seperti,
video conferencing,
online game, dan
lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.